"https://1.bp.blogspot.com/-hirgoRRS_zo/Xxw5MjjwlRI/AAAAAAAAANo/XaFWfVpfnF88-QKV0b3xvbhYtlRbTuhhQCLcBGAsYHQ/s1600/slide%2Bokk.jpg"

Blog Siswa Indonesia

Komunitas Blog Siswa Belajar Mandiri, Belajar Tanpa Batas, Berbagi tanpa Henti

Tema Gambar Slide 2

Belajar tanpa henti, berbagi tanpa batas

Workshop Sagusablog

Berkaryalah agar kau bisa hidup sepanjang masa

Rabu, 18 September 2019

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PRAMUKA



MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

 MELALUI PRAMUKA

Oleh

Yudi Heriana Tantri, M.Pd., LMS




Sungguh ironis memang dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat namun disisi lain nilai karakter bangsa kita semakin memudar seiring mudahnya setiap warga mendapatkan informasi melalui alat teknologi yang masuk begitu saja tanpa adanya filter. Bangsa Indonesia yang sejak dulu dikenal  sebagai bangsa yang besar, ramah,  berbudaya, lemah lembut, sopan santun, agamis, toleransi, pemaaf, cinta damai, dan perilaku lainnya yang terpuji. Tetapi apa yang terjadi saat ini, karakter bangsa telah hilang, jati diri bangsapun saat ini sedang sakit kronis.
Hampir setiap hari baik melalui media massa maupun media  elektronik (TV) selalu disuguhkan pemandangan peristiwa yang mengerikan, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, konflik antar kelompok, perkelahian antar suku, tawuran pelajar/mahasiswa, dan penyalahgunaan obat terlarang narkotika, dan belakangan ini terjadi konflik di Surabaya yang mengakibatkan Demo di Papua dan merusak beberapa fasilitas umum di daerah tersebut. Dahulu Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah, sopan santun, tapi sekarang berubah menjadi bangsa yang kasar, beringas, pemarah, anarkhi. Semangat musyawarah, kekeluargaan, gotongroyong, kesetiakawanan, kebersamaan sudah semakin menipis. Budaya tertib, patuh, disiplin, rasa malu juga sudah mulai luntur.
Oleh karena itu untuk membentuk karakter bangsa yang telah hilang mari kembali menilik pada Undang-undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, peranan Gerakan Pramuka dalam pendidikan karakter bangsa menjadi sangat besar. Disebutkan di dalam konsideran, bahwa Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Membentuk karakter bangsa ditengah-tengah negara yang terpruk saat ini kegiatan yang tepat untuk membangun karakter anak salah satunya adalah melalui kegiatan pramuka karena didalam pramuka ditanamkan nilai-nilai Pancasila yang didalamnya terkandung nilai-nilai yang sangat bagus untuk membangun kembali karakter yang mulai hilang di bangsa ini. Adapun dampak positif dari pengamalan Pancasila adalah :  Saling menghormati, saling menghargai dan saling toleransi; Rasa kebersamaan, tolong menolong, dan gotong royong; Rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa; Rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara demi terciptanya kerukunan dan ketentraman dalam bermasyarakat; Adanya moral, ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama; Tidak membeda-bedakan Suku, Agama, dan Ras; Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya; Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan dan kearifan lokal; Membiasakan muyawarah untuk mencapai kata mufakat; serta Tenggang Rasa.
Selain itu di dalam Pramuka setiap anggota juga dituntut memegang teguh kode kehormatan Pramuka berupa janji dan komitmen serta ketentuan moral Pramuka. Adapun janji itu dirumuskan dalam Satyadan ketentuan moral itu dirumuskan dalam Darmayang dapat diambil intinya antara lain  memuat butir-butir kegiatan pendidikan kepramukaan, yaitu:
1.    Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Berakhlak mulia.
3.   Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan mengamalkan Pancasila.
4.   Berjiwa patriotik.
5.   Taat hukum.
6.   Menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7.   Kecintaan kepada alam dan sesama manusia.
8.  Melestarikan lingkungan hidup.
9.  Kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan.
10. Tolong menolong.
11.  Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
12. Jernih dalam berfikir, berkata dan berbuat.
13. Hemat, cermat dan bersahaja.
14.  Rajin dan terampil.
15. Sopan dan kesatria.
16. Memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa.
17. Tabah dalam menghadapi kesulitan/musibah.
Peran Gerakan Pramuka dalam Membangun karakter Bangsa
Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini, satu-satunya organisasi yang mampu menanamkan semangat nasionalisme, patriotisme yang berlandaskan Pancasila sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, hanyalah Gerakan Pramuka. Melalui organisasi inilah karakter bangsa dibentuk dan ditanamkan, sebagaimana yang tercermin dalam rumusan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Dari sini akan tumbuh nilai religiusitas, moralitas, emosionalitas, leadership, ketangguhan, solidaritas, sampai keluhuran budi pekerti. Nilai-nilai Pancasila yang selama ini dijadikan landasan bersikap dan bertindak bagi angota Pramuka, telah diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dari jaman orde lama sampai orde reformasi. Oleh karena itu, mengamalkan Pancasila merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa yang berasaskan gotong royong dan kekeluargaan demi terwujudnya semua makna yang terkandung dalam Pancasila .

Menerapkan program pramuka pada pengembangan diri bukan hanya sebagai pelengkap semata, agar gerakan pramuka dapat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar anak. Di bawah ini adalah salah satu cara menanamkan kedisiplinan anak, dengan upacara bendera melatih anak untuk lebih mencintai tanah air, menghargai perjuangan para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan untuk berkibarnya bendera merah putih  di bumi pertiwi ini, serta untuk melatih jiwa patriotis dan mempunyai rasa nasionalisme yang besar, melatih tanggungjawab, dan kekompakan antar anak bangsa tanpa padang Suku dan Agama.Program-program kegiatan pramuka juga harus relevan dan disesuaikan dengan minat-bakat. Dalam kegiatannya menyelipkan kegiatan spiritual, hal itu dapat dilakukan dengan mengundang pakar atau tokoh-tokoh spiritual pada hari-hari suci tertentu, untuk penyegaran rohaninya. Dengan harapan anak didik tidak hanya fisiknya saja yang terbangun atau berkembang, namun juga rohaninya yang ikut terbangun atau berkembang.



Kegiatan pramuka juga sebagai salah satu wadah positif untuk membangkitkan rasa percaya diri anak. Dalam pramuka anak akan mendapatkan dua hal, yakni belajar berorganisasi dan melakukan beragam outdor maupun indor. Kegiatan ini bisa merangsang kemampuan afektif, kognotif dan psikomotor. Hal ini bisa merangsang pertumbuhan otak kanan dan otak kiri anak didik. Pramuka dapat mengajarkan anak bisa menyelesaikan masalah, dalam salah satu kegiatannya umpamanya ada aktivitas mencari jejak. Otak kanan anak dan makin berkembang karena dituntut untuk memiliki ide kreatif agar jejak bisa ditemukan. Kegiatan pramuka juga sarat akan aktivitas tolong-menolong. Ini bermanfaat kemampuan afektif anak.
Marilah untuk menjaga harkat dan martabat bangsa dan Negara kita satukan tekad dan semangat untuk bersama-sama menggempur musuh-musuh yang akan menghancurkan karakter bangsa Indonesia. Kita cari karakter bangsa yang hilang, dengan gerakan pramuka mulai dari sejak dini  melalui jalur pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (pendidikan kepramukaan). Insya Allah, karakter bangsa yang hilang bakal ketemu lagi dan pulih kembali sebagaimana nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. semoga dengan Gerakan Pramuka bangsa kita menjadi bangsa yang tetap disegani bangsa lain dan menjadi bangsa yan selalu menjunjungiDalam kegiatan pramuka membentuk karakter anak menjadi pribadi yang disiplin dalam segala bidang. Tegaknya disiplin ini dapat diterapkan dalam bidang baris berbaris. Dalam kegiatan ini mental dan fisik anak benar-benar disiapkan. Dengan bekal mental dan fisik yang kuat mereka mampu memfilter mana yang baik untuk mereka yang mana dapat menyelamatkan dirinya disamping menegakkan disiplin anak dapat belajar mencintai lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat tanaman di sekolah. Penanaman sikap ini tercermin dalam ajaran Tri Satya dan Dasa Dharma yaitu cinta alam dan kasih sayang pada lingkungan.

tinggi nilai-nilai luhur yang telah diajarkan oleh para pendiri bangsa terdahulu. 

Tetap semangat dan  Semoga bermanfaat.




Selasa, 03 September 2019

REVIEW RUMAH BELAJAR


Review Rumah Belajar 1 

Buku Tematik Terpadu Kurikullum 2013 SMALB Tema 5 untuk Siswa Tunagrahita Kelas X





Category   : Education

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
SMALB Tema 5 untuk siswa Tunagrahita kelas X
cetakan ke-1 Tahun 2016

Penulis                   : Eros Rosita, S.Pd.
Ilustrator                : Tri Subagyo
Penyunting materi : Marja, M.Pd.
Diterbitkan oleh    : Kementerian Pendidikan dan KebudayaanIndonesia.                 
                                 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam kurikulum ini dirumuskan secara terpadu tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Untuk mencapai kompetensi pada siswa tunagrahita ditulislah buku dengan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran, yaitu PPKN, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, SBDP, dan PJOK.
Kegiatan pembelajaran dalam buku menerapkan pendekatan saintififik yang di dalamnya termuat kegiatan mengamati, menanya, mencari informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
Kegiatan yang mengacu pada pendekatan saintififik tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan tetapi juga mengembangkan ranah sikap dan keterampilan.
Dengan berbagai kegiatan menyenangkan baik yang dilakukan secara individu dan kelompok yang ada dalam buku, siswa diharapkan dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter.
Buku Tempat Umum merupakan buku seri pembelajaran tematik untuk siswa tunagrahita kelas X.

Buku ini terdiri atas tiga subtema.
Setiap subtema dalam buku ini terdiri atas enam pembelajaran.
Penentuan banyak subtema dan banyak pembelajaran mempertimbangkan kemampuan siswa tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran.
Buku Tempat Umum memuat pembelajaran berbasis aktivitas.
Bersama guru dan teman-teman sekelas, siswa melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai kompetensi tertentu.

Subtema 1 : TEMPAT IBADAH
Subtema 2 : TEMPAT BELANJA
Subtema 3 : TEMPAT REKREASI

Tiap tema terdiri atas 3 subtema yang diuraikan ke dalam 6 pembelajaran.
Satu pembelajaran untuk 1 hari.
Tiga subtema yang ada, direncanakan selesai dalam jangka waktu 4 minggu pembelajaran.

Keunggulan:
1.
Pembelajaran ditekankan pada kemandirian siswa dan berkaitan langsung dengan  kegiatan sosial ataupun aktivitas sehari hari sehingga siswa mampu melayani untuk dirinya sendiri.
2.
Materi sangat sederhana sehingga mudah diterapkan untuk anak tunagrahita
3.
Kegiatan menyenangkan baik yang dilakukan secara individu dan kelompok
4.
Kegiatan pembelajaran dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter.
5.
Proses belajaran sudah lengkap dimulai dari langkah awal, kegiatan inti, kegiatan akhir sampai dengan evaluasi, sampai proses penilaian dalam beberapa aspek sudah muncul
6.
Melalui pembelajaran ini guru mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-alternatif kegiatan dalam mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri

Kelemahan:
1.
Setiap selesai pembelajaran hendaknya diberikan refleksi dengan bermain atau bernyanyi untuk merefleksi diri dan menjaga semangat pada anak anak tunagrahita
2.
Pada proses pembelajaran masih kurang dalam penggunaan alat peraga
3.
Beberapa gambar kurang spesifik dan penekanan sehingga cenderung siswa mempunyai presepsi lain dari yang diharapkan
4.
Pada pembelajaran 5 Sub Tema 1 pada materi mengidentififikasi lembaga negara yang termasuk anggota legislatif seperti MPR, DPR, DPD termasuk tugas dan wewenang dari masing-masing lembaga negara tersebut diatas. Adapaun tugas dan wewenang dari MPR, DPR dan DPD tidak sinkron atau tidak sesuai dengan tema Tempat Ibadah

Saran:
1.
Lebih banyak lagi melakukan kegiatan dengan permainan yang menyenangkan dengan menekankan pada muatan PJOK atau SBdP
2.
Pada soal evaluasi terlalu banyak sebaiknya soal terdiri 5 sudah cukup dan difokuskan untuk penilaian keterampilan dengan tujuan fokus pada kemandirian siswa


Tugas Review konten Rumah Belajar Seameo VCT Batch 5 Jateng-DIY Kota Yogyakarta

link You Tobe Review Rimah Belajar 1

https://youtu.be/9TPxolguwnI


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Review Rumah Belajar 2 

MENDAMPINGI ANAK MENYELESAIKAN KONFLIK



Category  : Literacy
Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik disuatu pendidikan maupun di rumah.
Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Pengarah
:
Sekretariat
Penanggung Jawab
:
Nike Kusumahani
Penyunting Naskah
:
Agus Mohamad Solihin, Suradi
Kontributor Naskah
:
Andri Nurcahyani
Penelaah
:
Gita Kartabrata, Sumarti, Bukik Setiawan, Sri Lestari Yuniarti, Lilis Hayati, Roland Zakaria
Penata Letak
:
Tina Fatimah dan Intan Nur Fajri
Sekretariat
:
Anom Haryo Bimo, Maryatun, Nugroho Eko Prasetyo, Surya Nilasari, Titien Erwinawati

Diterbitkan oleh :
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan@2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada saat berteman sering kali anak-anak menemukan beberapa masalah yang menyebabkan ketidaknyamanan. Masalah timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai-nilai antara individu/kelompok. Masalah timbul karena perbedaan latar belakang pengasuhan pada keluarga.
Masalah dapat melatih kemampuan berpikir berkomunikasi dan berempati pada anak. Anak perlu terpapar pada berbagai situasi yang beragam untuk membantunya bertahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi pembentukan pribadi dan karakter setiap individu. Orang tua memegang peran penting dan strategis dalam mengantarkanpendidikan bagi putra-putrinya.
Keberhasilan dalam mendidik anak sangat tergantung pada kecakapan dan pola asuh yang dimiliki orang tua.

Buku seri pendidikan orang tua yang berjudul Mendampingi Anak Menyelesaikan Konflflik disusun untuk memberikan informasi tentang apa dan bagaimana cara menyelesaikan konflflik pada anak.

Keunggulan buku ini :
1
Sangat memberi inspirasi
2
Untuk membantu orang tua dalam membimbing anak, ketika anak menghadapi konflik atau melakukan kesalahan
3
Dapat melatih kemampuan berpikirberkomunikasi dan berempatipada anak.
4
Memperkuat dalam nilai keluarga

Kekurangan
Belum ada materi dan solusi yang diberikan bedasarkan karakter anak

Saran  
Dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga masih banyak lagi contoh contoh yang dapat dikembangkan dan lebih bisa spesifik sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan dalam keluarga

Tugas Review konten Rumah Belajar Seameo VCT Batch 5 Jateng-DIY Kota Yogyakarta

 link You Tobe Review Rumah Belajar 2







Senin, 26 Agustus 2019

TUGAS REVIEW RUMAH BELAJAR 2

 Mendampingi Anak Menyelesaikan Konflik


MENDAMPINGI ANAK MENYELESAIKAN KONFLIK


Category  : Literacy
Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik disuatu pendidikan maupun di rumah.
Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Pengarah
:
Sekretariat
Penanggung Jawab
:
Nike Kusumahani
Penyunting Naskah
:
Agus Mohamad Solihin, Suradi
Kontributor Naskah
:
Andri Nurcahyani
Penelaah
:
Gita Kartabrata, Sumarti, Bukik Setiawan, Sri Lestari Yuniarti, Lilis Hayati, Roland Zakaria
Penata Letak
:
Tina Fatimah dan Intan Nur Fajri
Sekretariat
:
Anom Haryo Bimo, Maryatun, Nugroho Eko Prasetyo, Surya Nilasari, Titien Erwinawati

Diterbitkan oleh :
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan @2018

Pada saat berteman sering kali anak-anak menemukan beberapa masalah yang menyebabkan ketidaknyamanan. Masalah timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai-nilai antara individu/kelompok. Masalah timbul karena perbedaan latar belakang pengasuhan pada keluarga.
Masalah dapat melatih kemampuan berpikir berkomunikasi dan berempati pada anak. Anak perlu terpapar pada berbagai situasi yang beragam untuk membantunya bertahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi pembentukan pribadi dan karakter setiap individu. Orang tua memegang peran penting dan strategis dalam mengantarkanpendidikan bagi putra-putrinya.
Keberhasilan dalam mendidik anak sangat tergantung pada kecakapan dan pola asuh yang dimiliki orang tua.

Buku seri pendidikan orang tua yang berjudul Mendampingi Anak Menyelesaikan Konflflik disusun untuk memberikan informasi tentang apa dan bagaimana cara menyelesaikan konflflik pada anak.

Keunggulan buku ini :
1
Sangat memberi inspirasi
2
Untuk membantu orang tua dalam membimbing anak, ketika anak menghadapi konflik atau melakukan kesalahan
3
Dapat melatih kemampuan berpikirberkomunikasi dan berempatipada anak.
4
Memperkuat dalam nilai keluarga

Kekurangan
Belum ada materi dan solusi yang diberikan bedasarkan karakter anak

Saran  
Dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga masih banyak lagi contoh contoh yang dapat dikembangkan dan lebih bisa spesifik sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan dalam keluarga




TUGAS REVIEW RUMAH BELAJAR 1

Pembelajaran Tematik Terpadu pada Anak Tunagrahita



Sumber : rumahbelajar.id
Category   : Education

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
SMALB Tema 5 untuk siswa Tunagrahita kelas X
cetakan ke-1 Tahun 2016

Penulis   : Eros Rosita, S.Pd.
Ilustrator : Tri Subagyo
Penyunting materi : Marja, M.Pd.
Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan KebudayaanIndonesia.                 
                             Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam kurikulum ini dirumuskan secara terpadu tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Untuk mencapai kompetensi pada siswa tunagrahita ditulislah buku dengan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran, yaitu PPKN, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, SBDP, dan PJOK.
Kegiatan pembelajaran dalam buku menerapkan pendekatan saintififik yang di dalamnya termuat kegiatan mengamati, menanya, mencari informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
Kegiatan yang mengacu pada pendekatan saintififik tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan tetapi juga mengembangkan ranah sikap dan keterampilan.
Dengan berbagai kegiatan menyenangkan baik yang dilakukan secara individu dan kelompok yang ada dalam buku, siswa diharapkan dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter.
Buku Tempat Umum merupakan buku seri pembelajaran tematik untuk siswa tunagrahita kelas X.

Buku ini terdiri atas tiga subtema.
Setiap subtema dalam buku ini terdiri atas enam pembelajaran.
Penentuan banyak subtema dan banyak pembelajaran mempertimbangkan kemampuan siswa tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran.
Buku Tempat Umum memuat pembelajaran berbasis aktivitas.
Bersama guru dan teman-teman sekelas, siswa melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai kompetensi tertentu.

Subtema 1 : TEMPAT IBADAH
Subtema 2 : TEMPAT BELANJA
Subtema 3 : TEMPAT REKREASI

Tiap tema terdiri atas 3 subtema yang diuraikan ke dalam 6 pembelajaran.
Satu pembelajaran untuk 1 hari.
Tiga subtema yang ada, direncanakan selesai dalam jangka waktu 4 minggu pembelajaran.

Keunggulan:
1.
Pembelajaran ditekankan pada kemandirian siswa dan berkaitan langsung dengan  kegiatan sosial ataupun aktivitas sehari hari sehingga siswa mampu melayani untuk dirinya sendiri.
2.
Materi sangat sederhana sehingga mudah diterapkan untuk anak tunagrahita
3.
Kegiatan menyenangkan baik yang dilakukan secara individu dan kelompok
4.
Kegiatan pembelajaran dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter.
5.
Proses belajaran sudah lengkap dimulai dari langkah awal, kegiatan inti, kegiatan akhir sampai dengan evaluasi, sampai proses penilaian dalam beberapa aspek sudah muncul
6.
Melalui pembelajaran ini guru mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-alternatif kegiatan dalam mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri

Kelemahan:
1.
Setiap selesai pembelajaran hendaknya diberikan refleksi dengan bermain atau bernyanyi untuk merefleksi diri dan menjaga semangat pada anak anak tunagrahita
2.
Pada proses pembelajaran masih kurang dalam penggunaan alat peraga
3.
Beberapa gambar kurang spesifik dan penekanan sehingga cenderung siswa mempunyai presepsi lain dari yang diharapkan
4.
Pada pembelajaran 5 Sub Tema 1 pada materi mengidentififikasi lembaga negara yang termasuk anggota legislatif seperti MPR, DPR, DPD termasuk tugas dan wewenang dari masing-masing lembaga negara tersebut diatas. Adapaun tugas dan wewenang dari MPR, DPR dan DPD tidak sinkron atau tidak sesuai dengan tema Tempat Ibadah

Saran:
1.
Lebih banyak lagi melakukan kegiatan dengan permainan yang menyenangkan dengan menekankan pada muatan PJOK atau SBdP
2.
Pada soal evaluasi terlalu banyak sebaiknya soal terdiri 5 sudah cukup dan difokuskan untuk penilaian keterampilan dengan tujuan fokus pada kemandirian siswa

https://youtu.be/9TPxolguwnI

https://jogja-vci.blogspot.com/