Kamis, 28 Mei 2020

KETIKA BUKUMU di TOLAK PENERBIT MAYOR




BelajarMenulisGelombang  10
Pertemuan 15  : Jumat 15Mei  2020
Waktu             : Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri          : Om Jay
Topik               : Ketika Bukumu di Tolak Penerbit Mayor.
Peresume        : Yudi Heriana Tantri, M.Pd.

Karya Sepanjang  Zaman
Oleh : Mr.BamS
Bila aku masih hidup
Aku berdamai untuk berpikir
Aku terjaga untuk beraksi
Membaca zaman
Bila aku masih bernafas
Tak ada desah
Untuk tak bertasbih
Untuk lakukan yang lebih
Bila aku masih melihat
Tak sekedar yang terlihat
Melihat tak hanya oleh mata
Tapi melihat dengan hati
Kalahkan zaman bukan oleh IT
Kalahkan zaman bukan oleh harta
Kalahkan zaman bukan oleh jabatan
Kalahkan zaman bukan oleh siapa kita
Tapi
Kita adalah
Pembelajar sepanjang hayat
Boleh raga ini menghilang
Boleh raga ini tinggal kenangan
Tapi
Karya kita adalah
Karya sepanjang jaman

Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Selamat siang guru guru hebat Indonesia
Senang rasanya bisa berbagi pengalaman dan pengertahuan kepada anda semuanya siang hari ini. Pada siang hari ini, omjay akan berbagi pengalaman tentang kisah nyata omjay ditolak penerbit mayor.
Sedih rasanya tulisan opini maupun  buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.  
Namun perlu kita ketahui. Jika kita ingin suskses dalam hal menulis yang pertama adalah  pantang menyerah. Ketika naskah opini maupun naskah buku kita ditolak para penerbit mayor, kita  tidak putus asa. Kita hatrus menerimanya dengan lapang dada.
Hari ini gagal lekas bangkit dan cari solusi serta akal. Bila kita jatuh lekas berdiri jangan resah dan hanya mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya dan berjiwa besar. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Bahagiakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan opininya dan bukunya.
Perbaiki tulisan kita setelahitu dibaca ulang secara seksama sudah layak belum.lalu minta pendapat teman untuk memberikan masukan. Hasilnya opini maupun buku kita pasti akan menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Kekecewaan kita pasti akan terobati.
Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya.
Intinya kita jangan pernah takut jika buku kita ditolak, paling tidak kita sambil memperkenalkan diri kita ke penerbit.
Dengan ditolaknya buku ke penerbit mayor. Maka kita akan belajar untuk perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca.
Saat itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya.Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas.Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah.
Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu senpun.Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis.Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalty buku yang kami terima saat ini.

Dasar utama tulisan ditolah penerbit  karena tulisan kita kurang sesuai dengan standart penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu dan sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun mlalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya agak susah naik sepeda. tapi kalau sudah bisa mah enak enak saja, hehehe
Silahkan kalau ada yang mau bertanya bisa dituliskan langsung di sini
Bagaimana cara meyakinkan penerbit agar buku kita diterima?
Kata-kata/kalimat yg seperti ini mengalir dengan derasnya...., apa menulis itu mesti bakat alam ya Omjay (soalnya saya tidak pandai merangkai kalimat....)

Bagaimana cara menerbitkan buku dari kumpulan resume yg telah kita buat? Sy ingin menerbitkannya, tapi bagamana caranya? Ditawarkam kepada siapa?
Segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terkhir, gabung dalam satu file. kemudian lihat buku-buku yang sudah diterbitkan penerbit andi, kemudian tawarkan ke penerbit andi yogya.
Apakah ada ketentuannya jika menulis artikel maupun
menulis  buku dalam hal hitungan kata atau kalimatnya ?
kalau menerbitkan buku di penerbit indie dengan biaya sendiri apakah ada fasilitas layout buku layaknya buku yg diterbitkan di penerbit mayor. Menerbitkan buku pelajaran di penerbit indie dengan biaya sendiri isi materi tidak di ubah sama sekali tata letaknya sehinggga bukunya tidak menarik.
Agar buku yang akan diterbitkan lebih menarik biasanya kita perlu keluar uang, kalau di penerbit mayor kita tinggal terima beres. Bahkan cover dan layoutnya sangat menarik sekali, sehingga banyak orang yang beli bukunya.
Kalau di penerbit Andi sudah dijelaskan dari penerbit andi, baca kembali materi yg telah mereka sampaikan.
Menulisitu bukan bakat tapi keterampilan, jadi kalau dilatih tiap hari akan mahir menulis.

Berkat motivasi yang senantiasa Om Jay berikan kepada saya dan teman-teman dalam Group menulis saya memberanikan diri untuk menuangkan ide yang bertahun terpendam menjadi sebuah tulisan yang Alhamdulillah sudah menjadi sebuah buku.Sungguh luar biasa rasanya melihat tulisan kita berwujud sebuah buku, dan lebih luar biasa lagi saat dikirimi foto buku saya yang masih belum ada apa-apanya berada tepat di samping buku seorang penulis terkenal seperti Om Jay. Agak lebay saya mungkin ya Om Jay, tapi memang seperti ini lah yang saya rasa begitu melihat buku pertama saya yang insyaAllah akan saya jadikan awal untuk lebih semangat lagi menghasilkan karya-karya berikutnya.
Sekali lagi terimakasih Om Jay, terimakasih untuk motivasinya selama ini, semoga Om Jay selalu diberi rahmat kesehatan dan kesempatan untuk senantiasa terus berbagi semangat, berbagi ilmu dan berbagi kebaikan untuk semua.
Semangat yang luar biasa,yang sangat ingin saya contoh omJay.Makasih grup ini saling menguatkan.Itulah keajaibannya. Buku yuk kita ngeblog laku 20 juta tapi di penerbit mayor tidak laku. Saran omjay belilah buku ini secara online ke penerbit andi yogyakarta.
Ketika kita menulis sebuah tulisan tentang seseorang yang sangat menginspirasi apakah ada aturan untuk menulisnya???Katakan lah saya mau menulis saya terinspirasi menulis karena belajar dari om Jay .Apakah kita harus menceritakan latar belakang Om Jay dalam tulisan itu atau hanya di tulis kan namanya saja?
Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal.Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda.Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya.
Saya perbaiki tulisan saya.Kemudian saya baca kembali.Beberapa teman yang saya percaya, saya minta untuk memberikan masukan.Hasilnya buku saya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca.Sakit hati ini terasa terobati.

Saya sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang saya susun.Dengan begitu buku yang saya susun menjadi layak jual.Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca.Buku saya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.
Saya jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor.Saya perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca.Butuh waktu lama mengerjakannya.Saya pantang menyerah.Saya belajar dari penolakan.Saya pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller.Dari sanalah saya akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.
Saat itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya .Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas.Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah.
Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras.

Kesimpulan:
1.      Sebagai sorang guru harus mempunyai nyali untuk menuangkan ide yang bertahun terpendam menjadi sebuah tulisan.
2.      Tidak ada seoarang Nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas.
3.      Menulis bukanlah bakat seseorang akan tetapi suati keterampilan, jadi apabila dilatih setiap hari maka oarang akan mahir dalam menulis.




Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar