Belajar
Menulis Gelombang 10
Pertemuan 4 : Jumat 1 Mei 2020
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri : Bpk. Dadang Kadarusman
Topik : Motivasi Menulis Setiap hari
dan Menerbitkan Buku
Peresume :
Yudi Heriana Tantri, M.Pd.
Assaalamu alaikum Warahmatullahi
wabarakatuh
Selamat siang semuanya,
semoga sehat semuanya dan dapat berpuasa di bulan ramadhan yg indah ini. Siang
hari ini kita akan mendaptkan pengetahuan dan pengalaman dari seorang yang luar
biasa. Beliau adalah bapak Dadang Kadarusman. Kuliah online lewat online ini
akan dipandu bapak @Wijaya , Kepada pak Bambang kami persilahkan.
Ijinkan saya Bambang ,
boleh panggil MrBamS. Assaalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Bapak
Dadang Kadarusman yang saya hormati. Om Jay yang selalu setia membimbing kita
semua. Terima kasih atas kehadirannya di ruang ini. Assalaamualaikum bapak Ibu
sekalian. Saya berterimakasih kepada Omjay
yang telah berbaik hati mengajak saya ambil bagian dalam program
pelatihan ini. Saya juga berterimakasih kepada bapak ibu guru sekalian karena
berkenan untuk menyimak topik yang akan saya bawakan.
Nama saya Dadang
Kadarusman. Ayah saya seorang guru sekolah dasar. Ketika saya masih kecil,
beliau sering membawakan buku2 bacaan. Dari situ saya jadi suka membaca. Dan
dari suka membaca itu kemudian saya berkeinginan untuk menulis. Jadi sejak
kecil saya sudah menulis. Sampai hari ini, alhamdulillah Allah kasih saya
kekuatan untuk terus menulis. Dalam forum ini mungkin saya hanya bisa
membawakan materi sedikit saja karena adanya keterbatan ilmu saya dan hal-hal
lainnya. Namun semoga yang sedikit ini bisa menjadi tambahan referensi bagi
bapak ibu yang ingin meningkatkan kemampuan menulisnya
Tema kita kali ini adalah
tentang MENULIS SETIAP HARI dan MENERBITKAN BUKU ya. Saya telah bicara kepada
cukup banyak orang. dan mereka mengatakan ingin sekali menulis buku katanya. Tapi
mereka bilang "Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya?" Saya tanya,
cara apa yang tidak Anda ketahui itu? Saya tidak tahu apakah hal itu juga
dihadapi oleh bapak ibu di forum ini. Ya cara menerbitkan buku, jawabnya. Apa
itu yang harus diperbaiki? Pikiran dia tentang "Cara Menerbitkan
buku." Tapi dari dialog sederhana itu kemudian saya melihat ada 1 aspek
yang perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku.
Bapak Ibu ketahuilah
bahwa hari ini, menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Beda dengan 20 tahun
lalu ketika saya pertaman kali ingin menerbitkan buku. Ditolak penerbit itu
biasa sekali. Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya.
Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita bisa menulis setiap hari, maka
kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik
bagi penerbit. Kita, tidak perlu mendatangi penerbit lagi. Mereka yang datang
kepada kita.
Buku-buku saya pada
umumnya adalah hasil dari penerbit datang dan menwarkan untuk menerbitkan
naskahnya. Kan enak ya kalau begitu. Nantinya tinggal bapak ibu aja mau
menerbitkannya atau tidak. Pembahasan kita kali ini akan saya fokuskan kepada
cara menulis setiap harinya. Sebab saya percaya bahwa, penerbit akan mendatangi
Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai dengan yang mereka cari
Jadi
pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah.
Gampang banget.
Lalu bagaimana seseorang bisa menulis
setiap hari? Sekarang, saya akan membahas tetang 'WHY' -nya terlebih dahulu.
Yang
kedua.
Kenapa kita perlu menulis setiap hari. Karena
menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh
kita, juga jiwa.
Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa
menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu
kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika
kita merasakan sesuatu. Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam
perasaan itu. atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Padahal, belum tentu
ada yang mau dengan kan? Tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya
teman untuk mencurahkan perasaannya. Yaitu, selembar kertas dengan pena kalau
dulu. Kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya
disana
Yang
ketiga.
Menulis setiap hari itu merupakan healing
remedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah; Karena seorang penerbit
buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan
naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan
sendiri naskahnya secara mandiri. Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara
berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS
Jadi, bapak ibu sekalian. Jika Anda
sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah
untuk menulis setiap hari. Seberapa banyak? Kalau saya pribadi, 1 hari 1
artikel. Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah
katanya kan ya.
Kan jaman dulu kalau kita mau mengirim
artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata
Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. Kenapa
? Karena bukan hal yang mudah untuk menuanggkan gagasan secara indah dengan
jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi saya, ukurannya adalah "1
Artikel"
Artikel itu apa? Sebuah paparan yang
memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu
ukurannya. Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis ibu bapak yang
"KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Oya, kenapa saya
pakai kata KALAU? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu.
Duh, sedih banget ya. sudah cape-cape
nulis tapi kok nggak ada yang baca. Nah, ini penting bapak ibu. Ditahap belajar
ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak. Kenapa?
Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif kan ya. Kan
tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback
negatif. Yang penting menulis saja dulu. Kalau tulisannya sudah memenuhi
standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca.
Setelah
membahas tentang WHY yang berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu
Sekarang kita bahas WHATnya
WHAT makes you write something?
Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk
menulis?
Pertanyaan ini sederhana.
Tapi orang yang tidak menemukan jawaban
yang tepat, akan berhenti ditengah jalan
Jadi mari kita tanyakan kepada diri
sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa sih tujuan
kita menulis?
Contoh. Ada orang yang menulis agar mendapatkan
uang? Ada. Dulu, saya pernah berada di level itu. Saya menulis untuk
mendapatkan uang, karena saya butuh untuk biasa sekolah. Apakah saya berhasil?
Lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Lebih banyak naskah yang
dikembalikan redaksi daripada diterbitkan. Saat itulah kemudian saya sadar
bahwa, menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya.
Dan sampai sekarang, saya menulis BUKAN untuk uang. Bapak ibu
boleh nggak menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. boleh saja.
tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa
dorongan yang paling cocok buat kita
Kedua,
menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat
saya; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita. Maka itu berarti bahwa
sumber ide penulisan kita bisa SANGAT banyak
Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap
dengan panca indra sekarang? Ada bunyi AC? Itu sumber ide. Ada suara seseorang
yang lewat didepan rumah? itu sumber ide. Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci
jatuh? semua sumber ide. Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah
pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan. dan
karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa
menulis setiap hari
Saya kira itu
pengantarnya dari saya. kita lanjutkan dengan diskusi atau latihan Om B? Terima
kasih Om Deka. Setiap saat ada ide disanalah sumber tulisan kita. Om Deka dalam
sesi tanya jawab. Nanti setiap pertanyaan langsung Om Jawab. Setiap pertanyaan
akan diberikan kode P1 hingga seterusnya. Bila Om Deka sudah selesai menjawab
mohon di chat terakhir tuliskan huruf N, sebagai tanda boleh melanjutkan ke
pertanyaan berikutnya. Terima kasih.
Saya Dwi Mulyanti
Dr SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar
Pertanyaan
1
1. Berapa lama
pengalaman bapak mengasah menulis hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit
seperti sekarang ini?
2. Sebagai
permulaan, Seperti apa strategi dan Tips memilih penerbit yang sesuai dengan
buku yang akan kita terbitkan?
Baik Bu Dwi. Saya mulai
menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti sudah
sekitar 40 tahun menulis.
1. Kapan
mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun
perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan
sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang
sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak
penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh
waktu selama saya untuk diercaya penerbit.
2. Kalau
kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria
penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya. Strateginya paling
gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seper
P2
Saya Syukri dari padang mau tanya sama
bang deka, yang pertama, nulis setiap hari kalau dipaksakan mungkin bisa ya
bang. Tapi tentang Themanya apakah harus terstruktur atau bagaimana bang.
Yang kedua berapa banyak kah kita harus
nulis per hatinya? .
Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan
trsebut kita kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.
Baik Pak Syukri. Betul
pak, kalau dipaksa bisa. Tapi, 'paksaan' adalah sebuah proses yang efektif
untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks menulis'
sendiri.
Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak
SD. Tapi menulis setiap harinya barus setelah bekerja dibisa HR.
Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun
butuh dipaksa.
1. Mengenai
Thema, dalam tahap belajar; TIDAK USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika
penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak usah takut salah. toh ini bukan UN kan?
Kalau saya bicara dengan penulis yang sudah pro, saya menuntut mereka hasil
karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk
terus praktek menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk
perbaikannya
2. berapa
banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata? Bebas.
yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran sehingga pembaca
mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema "PANTANG
MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3
paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa menerima atau
mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu sudah menjadi 1
artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan
3. Tidak ada
standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali jika bapak punya kontrak dengan
penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan naskah harus selesai. Kalau bapak
menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa beda lagi
P3
Nama saya Heni Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal
sy dr Aceh,,sy betugas di SLB. B YPAC BANDA ACEH. Sy ingin bertanya pak,,dari
mana awalnya sy bercerita yang saya ingin menuliskan tentang kisah Anak
Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....
Itu topik yang keren.
Dari kalimat "DUNIA TANPA SUARA"
saja sudah mengundang pertanyaan orang.
"Apaan sih maksudnya?"
Saya contohkan ya. Saya akan memulai
sebuah tulisan dengan tema itu. nanti bisa ibu lihat bagaimana mengawali
tulisannya
Paragraf
1:
Hey kamu. Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak seorang pun
bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu
membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan
matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap
pendengaranmu.
Sekarang, bisakan Ibu Heni lajutkan?
Silakan bu Heni lanjutkan dengan tulisan
sendiri. Dan saya akan melanjutkan dengan tulisan saya
Eh, tapi. menurut kamu. Apakah mungkin
telingamu benar-benar tidak bisa mendengat bahkan sekedar bunyi 'ting' pun?
Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak dengar bunyi anakku. Tahu kenapa? Karena
ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang banget sama kamu. Sehingga engkau bisa
mendengar berbagai macam suara.
Paragraf
2
paragraf terakhir saya begini: Nak. Kamu
sudah bersyukurkah dengan karunia indah itu? Karena ada loh, di desa sebelah.
Seorang gadis yang tidak seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak lahir sampai
usianya yang menginjak 15 itu, tidak pernah mendengar apapun ditelinganya
selain hening semata. Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah mengeluh nak. Tidak
pernah pula sekalipun dia bersedih. Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm,
ibu...ibu kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kemulian dirinya dibalik
heningnya dunianya. Jika kamu tidak keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari
tahu lebih banyak tentangnya dan menceritakan kisah indah tentang gadis itu
kepada hari Jumat nanti
Sudah sampai pesannya nggak dengan 3
paragraf itu?
Minimal ada 1 gagasan yang sudah sampai
kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk melanjutkan.
Kesimpulan: orang bilang memulai itu sulit
sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA SARI SEBUAH KATA yang terlintas dalam
pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir dengan sendirinya. Dan kalau
saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya Allah, apa yang saya harus
tuliskan hari ini?
P4
Assalamualaikum Pak Dadang.saya baru tahu
adanya Gosh writter itu.tapi saya ingin menerbitkan buku itu klo hasil dari
tulisan saya sendiri. yang menjadi hambatan saya selalu ga pede ketika ingin
mulai menulis, seakan ide itu hilang.bagaimana caranya supaya tetap semangat
untuk bisa menulis dan supaya ide itu ga hilang.
Eti Haryati dari Bogor
Ijinkan saya menambahkan
bahwa menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu bukan hal yang buruk ya.
Tapi itu cocoknya hanya untuk mereka yang hanya ingin menerbitkan buku.
Kalau kita kan ingin menjadi penulis
terampil, maka itu bukan opsi yang tepat buat kita
Mengenai
tidak pede. Itulah sebabnya tadi saya sampaikan bahwa dalam
proses latihan menulis, kita tidak perlu terikat dengan target berapa jumlah
kata. kan di sekolah dulu ada pelajaran mengarang ya. bu gurunya bilang panjang
tulisan minimal 1500 kata. Widiiih, bagi pemula mah pusing banget. Jadi nyantai
aja
Dan tadi kita bahas juga
tentang, tidak usah baperan dengan
respon orang terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek maksudnya? Bukan. Tapi,
kita harus menerima diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau
pun tulisan kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan baru belajar. Latih terus
aja. Bikin tulisan terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada orang
lain, biarin aja jadi koleksi pribadi kita. Sambil terus memperbaiki tekniknya.
Nanti kalau sudah ada tulisan yang 'layak' dicobain ke orang lain, tunjukkan
saja. kalau bisa, pilih orang yang tidak akan bersikap negatif.
Kesimpulan: Banyak orang tidak pede saat
mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey boleh jadi seseorang
sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan penuh kekaguman.
P5
Maaf Om DK, dalam menulis sebuah buku
apakah kita menentukan judul baru menulis artikel2 yg berkaitan dgn judul atau
kita menulis artikel2 dulu baru diberi judul utk menjadi sebuah buku?
Agus Purwadi, Ponjong
Dulu buku saya yang
judulnya "OUTSHINE" diberi judul duluan. Naskahnya ditulis
belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN GAJAH BEKERJA" ditulis
naskahnya duluan. Jadi, tidak ada keharusan menulis judul dulu atau naskah
duluan.
info dibelakang ada 11 pertanyaan
P6
Saya coba menulis di kompasiana namun yang
membacanya tidak begitu banyak, Apakah tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku
kompilasi ?
Nah, pak Isar. Kalau
sebuah tulisan sedikit yang baca, TIDAK BERARTI tulisannya tidak bagus. Bisa
saja tempat penayangannya yang kurang tepat. Tulisan-tulisan bapak bisa dibuat
kompolasi. Kalau ketemu audiens yang tepat, tentu akan banyak yang membacanya
P7
Sangat menarik Om Deka. Bgm menjaga keistiqomahan
menulis setiap hari? Sebab bagi sy kdg semangat menulis, kdg luruh semangatnya.
Terima kasih.
Isminatun, Sukoharjo
Wijaya OM: itulah
pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE yang tadi kita bahas. Karena hal itu
akan menentukan tingkat istiqomah kita. Tapi jawabat dari WHAT tadi sifat
individual. Kalau kita menulis karena uang, maka bakal berhenti ketika hasil
karyawa kita nggak jadi uang banyak. Tapi kalau kita punya alasan yang lebih
tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan istiqomah. Saya, misalnya.
Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah mengajari saya sesuatu. lalu
yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang lain.
Dengan itu, maka saya selalu tanya; Ya
Allah, hari ini saya bisa belajar apa?
Dapat jawabannya, dituliskan, lalu
dibagikan. Makanya sekarang saya justru lebih tertarik untuk menulis artikel
setiap hari kemudian diberikan secara free daripada memikirkan menerbitkan buku.
Dengan demikian, maka gagasan saya bisa lebih cepat sampai kepada orang lain
Kesimpulan: Temukan, hal apa yang bisa
membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan ibu menulis. Jika sudah ketemu,
nanti ibu akan dengan sendirinya menulis secara produktif
Bapak Ibu, menulis itu
buat diri kita sendiri. Bukan buat orang lain. Jadi, berikanlah yang terbaik
kepada tulisan kita sendiri. Sehingga mendapat yang terbaik dari kita berikan.
Sedangkan para pembaca, adalah pihak yang ikut menikmati manfaatnya. Dengan
begitu, maka lewat tulisan kita; kita menjadi pribadi yang lebih baik terlebih
dahulu. Sambil mengajak orang lain untuk menemani perjalanan menuju perbaikan
diri itu. So teruslah menulis. Karena dengan menulis, engkau melayani diri
sendiri dan memberi manfaat kepada orang lain.
Mungkin bapak Ibu
bertanya, kenapa kita perlu menulis setiap hari? Seperti kata pepatah “Alah
Bisa, Karena Biasa.” Jadi, orang yang terbiasa melakukan sesuatu akan mahir
dalam melakukannya kan ya. Contoh, Ibu dan bapak guru kan suka menasihati anak
didiknya agar membiasakan diri untuk melakukan sesuatu. Tujuannya apa? Untuk
membuat anak didik itu mahir melakukannya. Demikian pula halnya dengan menulis.
Jika kita melakukannya setiap hari, maka kita akan menjadi mahir menulis.
Contoh lain. Bapak Ibu
ini kan jago banget kalau bicara didepan kelas. Banyak pula professor di kampus
yang hebat dalam memberi kuliah. Tapi, ketika diminta untuk membuat sebuah
karya tulis; jadi gelagapan. Padahal temanya adalah bidang …
Semua pertanyaan sudah saya respon ya
Bapak Ibu. Terimakasih banyak.
Wijaya OM changed this group's settings to
allow all participants to send messages to this group.
Mengapa
kita perlu menulis setiap hari?
Ada banyak alasan tapi saya akan memilih 3
atasan yang paling utama.
Yang
pertama,
Kenapa kita perlu menulis setiap
hari? Jika kita ingin membangun karir di
bidang penulisan, dalam perspektif pembelajaran kita kenal apa yang disebut
dengan allah bisa karena biasa. Apalagi kita di kelas sering mengatakan atau
menasehati anak didik kita. Kalau kita membiasakan diri untuk melakukan sesuatu
setiap hari, maka kita akan menjadi terampil dalam hal yang kita lakukan.
Kenapa banyak guru dalam pembicaaan begitu bagus, tetapi dalam menulisnya
kurang bagus? Ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot motorik tangannya
mereka, tidak mengkombinasikan atau
tidak mempertemukan antara kemampuan berpikir dengan kemampuan menuang…
Kesimpulan
:
1. Sebagai
penulis yang masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak
kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya.
Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis.
2. Orang
bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA SARI SEBUAH KATA
yang terlintas dalam pikiran. Insya Allah. nanti akan mengalir dengan
sendirinya.
3. Banyak
orang tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Boleh jadi
seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan penuh
kekaguman.
4. Temukan,
hal apa yang bisa membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan menulis. Jika
sudah ketemu, nanti akan dengan sendirinya menulis secara produktif
0 komentar:
Posting Komentar